Pages

Pusat Belajar

Pusat Belajar

Bagaimana Mengatasi Kecanduan Game Pada Anak

Coba, pernahkah kita bertanya secara spesifik kenapa anak dan remaja bahkan orang dewasa kecanduan game? Mungkin jawaban sederhananya adalah game itu mengasyikan dan seru-seru...

4 Cara Jitu Mendidik Anak Hiperaktif

Siapa bilang mendidik anak yang hiperaktif itu susah. Malah mendidik anak hiperaktif itu lebih mudah daripada mendidik anak pendiam...

Menanamkan Pendidikan Karakter Bangsa Adalah Prioritas

Mendidik karakter adalah bahasan unik, mengapa unik? Karena bahasan ini bisa “lari” kemana-mana bila kita membahas tentang manusia...

3 Cara Mendidik Anak Autis dan Membuatnya Cerdas

Apapun karakteristik yang dimiliki oleh anak kita, sebagai orang tua kita harus bersyukur karena anak adalah anugerah terindah yang diberikan oleh tuhan untuk kita, disini anda akan mendapatkan info mengenai cara mendidik anak autis..

Mewujudkan Pendidikan Karakter Yang Berkualitas

Dalam tataran teori, pendidikan karakter sangat menjanjikan bagi menjawab persoalan pendidikan di Indonesia. Namun dalam tataran praktik, seringkali terjadi bias dalam penerapannya...

Rabu, 02 September 2015


PROFILE  SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU
(SD-IT)
YAYASAN CENDEKIA DARUSSALAM

 Tungkop, Darussalam Aceh Besar


A.     Latar Belakang
Sekolah Dasar Islam Terpadu dirintis sejak sejak tahun 2014 dibawah Yayasan Cendekia Darussalam bertujuan untuk mensikapi akan pentingnya pendidikan berkualitas berbasis Qurani bagi anak-anak. Kami mencoba mendirikan pusat pendidikan yang diharapkan mampu berkontribusi untuk peningkatan kualitas belajar mengajar dengan metode pendekatan personal hubungan guru dan anak didik yang membuka ruang kreatifitas anak, inovasi dan pengembangan jiwa dan wawasan dengan menanamkan nilai akhlakul karimah.

Model pengajaran pada lembaga cendekia tidak hanya fokus pada pengejaran nilai dan angka-angka rapor kami mencoba fokus pada nilai essensial dengan fokus membangun nilai karakter dan kreatifitas dan penghafalan Al-Quran bagi anak dimana guru tidak semata mata sumber ilmu tapi menjadikan anak didik sebagai subjek pembelajaran dimana murid diberikan kesempatan dalam proses mencari dan menemukan jawaban yang kami sebut Inquiry Learning Proses.

B.     Visi
Visi kami menjadi pusat  pendidikan yang mampu mengembangkan cendekiawan yang berakhlakul karimah menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, menjadi pribadi yang kreatif, inovatif dan percaya diri.

C.     Misi
Misi kami adalah terciptanya insan cendekia dengan indikator :
1.      Unggul dalam aktifitas syariat islam dan akhlakul karimah
2.      Mampu menghafal dan memahami kandungan Al-Quran
3.      Terampil dalam menyerap ilmu pengetahuan dan Teknologi
4.      Unggul dalam prestasi akademik, olah raga dan seni
5.      Menjadi sekolah yang memperoleh akreditasi A

D.    Landasan Operasional
a.       Keputusan Menteri Hukum dan HAM  RI nomor AHU-01108.50.10.2014 Tentang Pengesahan Pendirian Badan Hukum Yayasan Cendekia Darussalam
b.      Statuta dan SK ketua Yayasan Cendekia Darussalam
c.       UU RI nomor 20 Tahun 2003 Tentang sistem Pendidikan Nasional
d.      PP nomor 73 tahun 1991 Tentang Pendidikan Luar Sekolah
e.       PP nomor 39 Tahun 1991 Tentang Peran Serta Masyarakat

E.     Bentuk Kegiatan
Bentuk kegiatan pembelajaran di Pusat Belajar Cendekia meliputi :
1.      Sekolah PAUD/TK dan SD Islam Terpadu
2.      Bimbingan belajar untuk mendukung prestasi di sekolah formal
3.      Bimbingan persiapan ujian semester dan kenaikan kelas
4.      Bimbingan private di rumah
5.      Bimbingan prestasasi untuk persiapan berbagai perlombaan
6.      Semarak ramadhan (khusus di bulan ramadhan)

F.      Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran dirancang berpedoman pada kurikulum Nasional dan penambahan materi ke islaman dan hafalan Qur’an.  Dengan fokus pada mata pelajaran :
1.      Bahasa Inggris
2.      Matematika
3.      Sains (IPA)
4.      Teknologi informasi dan komunikasi (ICT)
5.      Social Science (IPS, sejarah, geografi)
6.      Tahfidz Quran
Metode pembelajaran yang dijalankan diutamakan menciptakan joy learning dengan prinsip belajar dan bermain dengan metode bercerita, menyanyi, bermain, eksplorasi dan diskusi.

G.    Hasil Yang Diharapkan
Kami berharap semua anak didik memiliki kecerdasan intelektual, emosional, social dan spritual. Anak didik diharapkan mampu menhembangkan kemampuan motorik halus dan kasar serta memiliki daya cipta, wawasan teknologi komputer dan kreatifitas yang tinggi yang berakhlakul karimah. Kami juga berharap menjadi motivasi bagi masyarakat tentang perlunya pelayanan bimbingan belajar yang tepat yang mampu mengarahkan pengembangan intelektual anak.

H.    Data Lembaga
1.      Nama Lembaga                  :  Yayasan Cendekia Darussalam
2.       Alamat Sekolah                 :  Jl. Tgk. Glee Iniem, Tungkop, Darussalam Aceh Besar
Kantor Yayasan                 :  Jl. T. Hasan Dek no. 07 Sp. Surabaya Banda Aceh
     tlp. 0651- 6300092 / Hp. 0811680864 
     Email : yacerdas@gmail.com
3.      Badan Hukum Yayasan      : Nomor AHU-01108.50.10.2014
4.      Pimpinan Sekolah               : Yunita Ningsih, S.Pd
5.      Hp                                       : 081360372907

6.      NPWP Lembaga                 : 66.301.669.9-101.000

Selasa, 04 Agustus 2015


private learning (SD-IT Cendekia Darussalam)

Selasa, 19 Mei 2015

BELAJAR DISEKOLAH FORMAL  dengan PROGRAM HOMESCHOOLING 


siswa SD-IT Cendekia Darussalam


Homeschooling di Indonesia sudah semakin berkembang dengan pesat. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya komunitas homeschooling bermunculan terutama di kota-kota besar di Indonesia disamping semakin meningkatnya jumlah peserta ujian penyetaraan seperti paket A, paket B, dan paket C. Sesungguhnya tidak ada pengertian tunggal yang baku mengenai homeschooling, namun pengertian yang mendasar adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara mandiri tanpa mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. Dalam hal ini pemerintah mengkategorikan homeschooling sebagai pendidikan informal dan hasil pendidikan yang dicapai dapat diakui atau disetarakan dengan pendidikan formal setelah mengikuti ujian penyetaraan (UU No. 20 tahun 2003 pasal 27). Penyetaraan dalam praktek homeschooling yaitu penyetaraan ujian, penilaian, penyelenggaraan, dan tujuan pendidikan. Penyetaraan dalam ujian nasional meliputi program Paket A setara SD, Paket B setara SMP, dan Paket C setara SMA.

Homeschooling sendiri tidak berarti harus dilaksanakan di rumah saja dengan orangtua sebagai pendidik – hal itu akan semakin menyempitkan pengertian dari homeschooling itu sendiri – namun bisa dilaksanakan dimana saja dan bisa melibatkan siapa saja sebagai pendidik. Selain orangtua bisa mengajar sendiri, orangtua dapat melibatkan guru privat, mengikutsertakan anak pada kursus (berkaitan dengan mata pelajaran ataupun ayng berkaitan dengan bakat-minat), melibatkan anak-anak pada proses magang (internship), dan sebagainya. Hal yang terpenting adalah orangtua sudah menentukan tujuan yang ingin dicapai dari setiap kegiatan yang dilakukan. Jadi orangtua bertanggung jawab sepenuhnya dengan tetap mengendalikan secara penuh hasil pendidikan yang ingin dicapai. . .
Sebagaimana homeschooling tergolong dalam pendidikan informal, ada beberapa kekurangan dan kelebihan dari pendidikan semacam ini. Beberapa kelebihannya adalah sebagai berikut, (1) Kebebasan pendidikan, anak bebas untuk memilih apa yang ingin dipelajari, kapan, dan berapa lama mereka ingin belajar. Anak yang tergolong lambat belajar akan lebih terfasilitasi dan terhindar dari tekanan dibandingkan ketika harus belajar disekolah regular, sedangkan anak yang tergolong sangat cerdas dapat mempelajari materi yang lebih banyak dan sesuai dengan kemampuan mereka. (2) kebebasan fisik, dengan tidak mengikuti jam sekolah yang teratur dan monoton, keluarga dapat bebas memilih waktu yang tepat untuk melakukan aktivitas mereka seperti mengunjungi taman bermain dan museum. (3) Kebebasan emosi, anak tidak akan mengalami “tekanan” dari teman sebayanya seperti bullying. Sehingga anak bisa menjadi lebih bebas untuk berekspresi, menunjukkan jati dirinya daripada harus “menyesuaikan” dirinya dengan kelompoknya. (4) Kebebasan keyakinan, orangtua bisa menanamkan nilai-nilai dari keyakinan/agama yang dianut dalam kehidupan sehari-hari mereka dengan lebih bebas. (5) Hubungan kekeluargaan yang lebih erat. Dengan selalu bersama dengan orangtua bahkan dua puluh empat jam sehari selama seminggu penuh, baik anak maupun orangtua dapat lebih saling mengenal satu sama lain. Sehingga orangtua dapat lebih menanamkan pendidikan karakter pada anak-anak mereka sehingga perilaku kenakalan remaja bisa dicegah.

siswa SD-IT Cendekia Darussalam
Kekurangan dari homeschooling adalah (1) Butuh waktu dan kerja keras dari orangtua, orangtua harus menyediakan waktu dan tenaga sepenuhnya bagi anak mereka. Komitmen, kedisiplinan, dan keterampilan untuk mengatur perencanaan kegiatan pembelajaran bagi anak mereka. (2) Masalah keuangan, secara tidak langsung salah satu dari orangtua harus menyediakan waktu sehingga penghasilan utama hanya dari satu orang saja. (3) Kesempatan untuk bergabung dalam suatu tim olahraga, kebanyakan kegiatan olahraga selalu mewakili suatu sekolah, sehingga kesesempatan untuk terlibat dalam suatu event olahraga menjadi kecil, namun hal ini bisa diantisipasi dengan menjadi anggota tim atau club di luar sekolah. (4) Sosialisasi dengan teman sebaya relatif rendah, anak tidak mengalami secara langsung pergaulan dengan teman sebayanya.hal ini bisa diantisipasi dengan mengikut sertakan anak dalam kegiatan social yang ada dalam lingkungannya, selain itu bisa juga untuk mengikutsertakan anak dalam suatu kegiatan kompetisi yang ada sehingga juga bisa melatih kepercayaan diri anak. (5) Kurangnya kemampuan bekerja dalam tim (teamwork, leadership, dan problem solving), kesempatan untuk menjalin kerjasama dengan anggota kelompok menjadi kurang terasah khususnya bila orangtua tidak pernah melibatkan anak dalam kondisi mengerjakan tugas bersama. Hal ini bisa diantisipasi dengan mengikutsertakan anak pada kelompok atau komunitas homeschooling yang ada.

ujian Tahfidz siswa SD-IT Cendekia Darussalam
Orangtua yang kemudian memutuskan untuk memilih homeschooling sebagai cara untuk mendidik anak mereka biasanya dikarenakan beberapa alasan berikut, 
(1) keprihatinan terhadap lingkungan sekolah, 
(2) ketidakpuasan dengan system pendidikan yang diterapkan di sekolah, 
(3) alasan-alasan yang berkaitan dengan agama dan moralitas, 
(4) anak dengan kebutuhan khusus (fisik maupun mental),
(5) ingin mengembangkan karakter anak mereka. Adapun alasan lain mungkin berkaitan dengan masalah keuangan. Pada prakteknya biaya yang harus dikeluarkan dalam praktek homeschooling tidak sedikit namun masih lebih rendah dibandingkan menyertakan anak di sekolah umum.

Orangtua yang memilih homeschooling, setelah mempertimbangkan kelebihan dan kekurangnya, harus memperhatikan beberapa hal berikut, (1) kurikulum, orangtua harus mempersiapkan tujuan pembelajaran, mulai dari apa yang sudah dipahami atau dikuasai anak hingga apa yang haru dikuasai oleh anak. Hal ini akan menjadi tujuan yang harus dicapai. (2) Materi dan alat-alat yang dibutuhkan, sebagai alat bantu yang harus disiapkan untuk membantu mencapai tujuan pembelajaran yang sudah disusun. (3) Menyusun daftar dan jadwal kegiatan atau aktivitas pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan anak, khususnya kegiatan yang memberikan kesempatan bagi anak untuk melatih kemampuan kerjasama dalam tim, pemecahan masalah, dan kepemimpinan. Hal ini bisa dilakukan dengan mengikut sertakan anak pada suatu kursus atau klub olahraga yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan minat-bakat anak. (4) Memilih komunitas homeschooling yang ada disekitar tempat tinggal, hal ini perlu dilakukan agar bisa saling berbagi dan meningkatan kemampuan untuk memberikan yang terbaik untuk anak. (5) Mencari informasi seputar ujian penyetaraan, hal ini perlu dilakukan agar anak bisa memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan lebih lanjut.

Semua sistem pendidikan pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu, lebih baik memilih sistem yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak dan kondisi orangtua. Namun perlu diperhatikan juga bahwa adalah tugas kita sebagai orangtua untuk memastikan bahwa anak-anak kita memperoleh pendidikan yang sesuai dengan kemampuan mereka. “Apa yang dianggap baik oleh orangtua belum tentu merupakan yang terbaik bagi anak mereka.” Mantan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh di harian KOMPAS mengatakan, ada beberapa metode untuk pembelajaran di luar sekolah formal. Pada kasus-kasus tertentu metode pembelajaran bisa juga dilakukan di luar sekolah baik itu dalam bentuk parenting, homeschooling maupun metode pembelajaran lainnya. Menurut Nuh, homeschooling adalah sebuah metode pembelajaran yang legal. Selain itu, ia menilai, homeschooling diterapkan ketika anak-anak memerlukan perhatian khusus. Misalnya, karena menderita sakit dan harus dirawat ataupun ada masalah-masalah tertentu yang membuat anak-anak memang harus menjalani pendidikan secara homeschooling.

Hal-hal khusus itulah yang kemudian dianggapnya sebagai indikator yang wajar terkait mahalnya biaya homeschooling. “Beberapa metode pembelajaran bisa dilakukan di luar sekolah. Misalnya, memang si anak memerlukan perhatian yang agak khusus. Oleh karena itu, homeschooling semakin dikenal dan itu boleh. Wajar jika kemudian menjadi mahal, karena homeschooling sangat privat. Ibarat pakaian, ada yang di butik dan ada juga yang dipasar,” kata Nuh, saat ditemuiKompas.com, akhir pekan lalu di Karang Tengah, Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat. Nuh mengungkapkan, agar homeschooling tidak kehilangan esensinya sebagai pendidikan alternatif, maka masyarakat dapat memilih cara lain, seperti memilih homeschooling dengan biaya yang masih dapat dijangkau. menjelaskan, para orangtua yang menerapkan homeschooling kepada anak-anaknya tidak perlu khawatir. Anak-anak homeschooling dapat menggunakan jalur ujian Paket A, B dan Paket C untuk memperoleh ijazah guna melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu, dimungkinkan juga di suatu saat anak-anak homeschooling dapat ikut ujian bergabung bersama dengan pendidikan formal. “Homeschooling bisa menggunakan ujian tersebut untuk ujian kelulusannya. Bisa juga ikut ujian bergabung pendidikan formal. Itu boleh, yang tidak boleh itu jika anak-anak tidak sekolah . . .

Rabu, 30 Juli 2014


Rabu, 23 Juli 2014

CHARITY SHOP, berderma dengan barang bekas.


semua kita pasti memiliki barang layak pakai yang sudah tidak terpakai..dengan barang bekas kita berderma.

Bantuan untuk program kemanusiaan seringkali dilakukan dalam bentuk menyumbang barang-barang, baik dalam bentuk barang baru maupun bekas. Dalam kenyataannya seringkali hal ini tidak sesuai dengan kebutuhan para penerima manfaat yang ada. Disamping itu, dalam program bantuan kemanusiaan dibutuhkan dana yang cukup agar program yang dijalankan sesuai dengan kebutuhan penerima manfaat berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan.

Charity Shop didirikan untuk mempertemukan antara penyumbang dan penerima manfaat dengan cara mengumpulkan donasi berbentuk barang yang kemudian dijual dan hasil keuntungannya akan didonasikan kepada penerima manfaat yang ada, sehingga akan didapat suatu bantuan yang dapat dibuatkan program kemanusiaan sesuai dengan kebutuhan.

Apa itu Charity Shop?
Dalam sejarahnya Charity Shop dimulai pada masa perang di Inggris, ketika beberapa organisasi memulai menjual barang-barang bekas untuk meningkatkan dana bantuan kemanusiaan. Charity Shop yang konvensional adalah dimana masyarakat mendonasikan barang-barang yang sudah tidak mereka pergunakan lagi dan Charity Shop akan menjualnya. Karena barang donasi adalah gratis maka harga penjualannya dapat sangat murah.

1301476032285962157Pada masa modern Charity Shop tidak hanya menjual barang bekas akan tetapi dapat juga menjual barang-barang yang baru atau dikombinasikan dan bisa dijual online. Hasil penjualannya akan di donasikan untuk kegiatan sosial dan kemanusiaan.

Bagaimana Charity Shop bekerja?
Para relawan Charity Shop memulai pekerjaan dengan mengumpulkan barang-barang donasi baik yang bekas maupun yang baru untuk dilakukan pemilahan. Dari hasil pemilahan tersebut barang-barang yang layak untuk dijual akan diperbaiki dan diberi harga jual sesuai dengan pertimbangan tim relawan. Barang-barang tersebut akan di dijual di Charity Shop ataupun di Charity Shop online. Setiap barang yang terjual akan disertai laporan mengenai penggunaan uangnya baik kepada yang mendonasikan barang maupun kepada pembeli barang tersebut. Untuk barang-barang yang tidak terpilih, maka akan didonasikan secara langsung pada penerima manfaat ataupun lembaga sosial lainnya.
Bagaimana dan kemana donasi di salurkan?

Tidak dipungkiri bahwa Charity Shop memerlukan biaya dalam pengelolaan-nya. Untuk itu dari total keuntungannya akan dipisahkan sebagian untuk operasional Charity Shop dan sisa dari keuntungannya akan didonasikan untuk kegiatan-kegiatan kemanusiaan di wilayah Indonesia.
Donasi akan disalurkan melalui lembaga kemanusian atau langsung kepada penerima dengan program utama perkembangan anak usia dini, psikososial, pelayanan kesehatan, pengurangan risiko bencana, dan respon bencana alam di Indonesia.

Apa saja dan kemana donasi barang diberikan?

Donasi barang baru atau bekas yang masih layak dapat berupa; pakaian, jaket, topi, sepatu, tas, assesoris, mainan, boneka, alat rumahtangga, alat elektronik, buku, dan lainnya. kalau ini menjadi salah satu jalan kita bisa menolong sesama mengapa tidak kita dirikan charity shop di kota kita...!!!